Dibalik Teks Proklamasi Itu.. | Assalamualaikum wr.wb. Halo sobat sharelikers,tak terasa sudah 66tahun kita menikmati Kemerdekaan Ini.Dan nantinya di tanggal 17 agustus,kita bakal memperingati hari kemerdekaan tanah air kita. Tapi sobat sekalian,sudahkah kita menyadari kemerdekaan ini tidak bisa kita nikmati tanpa pengorbanan dari para pejuang di masa lampau? Nah postingan kali ini bakal mengajak sahabat untuk flashback sekilas ke masa 66 tahun silam, dimana detik-detik kemerdekaan terjadi. Mari kita simak cerita berikut Ini: |
Jepang Takluk Ditangan Sekutu
Pagi itu,tanggal 10 agustus 1945,Di pagi yang cerah,Di Bumi pertiwi Ini,Sutan Sjahrir sedang duduk di depan Radio tua miliknya.Kemudian dia terkejut,mendengar berita yang sangat menghebohkan itu.Yang menjadi cikal bakal lahirnya kemerdekaan.Sang penjajah, Jepang telah takluk ditangan sekutu.Sebetulnya,pengeboman atas Hiroshima dan nagasaki telah terjadi sehari( di nagasaki )dan enam hari (di hiroshima) yang lalu.
Merdeka merdeka teriak Sutan sjahrir serta teman-teman gerakan bawah tanah lainnya.
Mereka tak sabar menyambut kemerdekaan yang mereka nanti-nantikan,tentunya BUKAN pemberian dari Jepang,melainkan usaha dan pengorbanan mereka serta bangsa Indonesia lainnya.
Soekarno,Drs.M Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.Mereka telah mempersiapkan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia dengan tujuan agar Kita mengakui kemerdekaan pemberian dari jepang
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Perdebatan Gol.Muda dan Tua
gambar apa ya dibalik tv-nya?
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi ( 1984:58 ); Ahmad Soebardjo ( 1978:85-87 ) sebagai berikut:
” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang.
” Kita harus segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api.
” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan.
Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ”Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata:
” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”.
Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”
Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya !”.
” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memproklamasikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.
Perdebatan malam itu yang nantinya memunculkan ide para golongan Muda untuk menculik Soekarno untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia yang nantinya menjadi peristiwa rengasdeklok....(bersambung)
referensi:
0 komentar:
Posting Komentar