Rabu, 06 April 2011

Jero Wacik Bingung Hadapi Hantu Indonesia

Baru kali ini ada menteri kita yang menyadari terperosoknya dunia perfilman kita,dengan maraknya film buka-bukaan yang dibalut dengan kesan horror.Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengaku bingung lantaran masih maraknya film bertema horor yang menampilkan pocong dan sosok hantu lainnya.


"Saya masih mencari cara bagaimana mengurangi film yang tidak bermutu itu," katanya ketika membuka acara Lokakarya Pengembangan Seni Budaya dan Perfilman di Jakarta .Ia mengatakan, dirinya masih menunggu sampai kapan masyarakat Indonesia bosan menonton film berbau pocong sehingga produsernya akan berhenti memproduksi film serupa itu.

Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan masih maraknya film-film bergenre horor karena masih tingginya minat masyarakat terhadap film tersebut."Jalur Lembaga Sensor Film (LSF) belum melarang hal itu. Jadi sepanjang belum keluar dari koridor, maka film-film itu masih diizinkan tayang," katanya.

Saat ini, ia mengatakan, dunia film Tanah Air sedang menuju ke tahap yang lebih baik meski sekarang sudahmulai baik, tetapi masih banyak yang belum menunjukkan mutu yang masih perlu ditingkatkan.Pihaknya juga sedang terus mencari cara untuk menurunkan tingkat pembajakan di dunia film yang kini masuk dalam tahap yang semakin memprihatinkan.

Menurut dia, film pada dasarnya mendorong terciptanya gerakan ekonomi di mana saat sebuah film dibuat, maka akan ada ratusan orang terlibat di dalamnya sehingga membuka peluang lapangan pekerjaan."Itu akan diikuti efek ganda berikutnya dari segala macam yang mendorong terciptanya film," katanya.

Dengan begitu, ia menilai, pada dasarnya penciptaan film memberikan kesejahteraan lahir dan batin bagi masyarakat sehingga perlu didorong agar semakin meningkat kuantitas dan kualitasnya.Pada kesempatan itu, pihaknya berharap terbangun kemitraan strategis dalam pembangunan seni dan budaya, khususnya film di Indonesia.Lokakarya tersebut dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya Ketua Komisi X DPR, asosiasi bidang seni budaya, seniman, budayawan, dan pelaku seni yang lain. 

Ada benarnya apa yang dikatakan beliau,so bila kita menilik lagi ditutupnya film dari luar ke Indonesia,bukannya membuat dunia perfilman kita semakin maju,tetapi semakin mundur.Meskipun ada beberapa yang masih tetap dengan prinsip kualitas daripada permintaan pasar perfilman.Kita tunggu saja kapan yah orang Indonesia bosan nonton film pocong dan sebangsanya?keenakan mereka tuhh,masuk TV melulu,hehehe kayak gak ada bintang dari alam kita aja,bagaimana pendapat anda?(sumber)

0 komentar:

Posting Komentar