Selasa, 08 Maret 2011

Rehat Bersama Kyai Kocak_ "Di Surga Tidak Ada Nenek-nenek”

”Maaf kyai, saya datang lagi”, seorang nenek bertandang.

”Ayo, silahakan  duduk”.

“Terima kasih kyai, merepotkan lagi”, sang nenek seolah tak enak hati.

”Bu, bikin teh tubruk dan pisang gorengnya sekalian”, kyai meminta isterinya menghidangkan sajian.

”Tak usah repot-repot kyai”.

”Ngomong-ngomong, ada perlu apa lagi?”

”Pak kyai, saya mau ngucapin terima kasih. Do’a-do’a pak kyai tempo hari terbukti semua. Sekarang saya tentrem. Anak-anak semua perhatian. Pada rukun kabeh”.

”Alhamdulillah, tapi itu bukan semata-mata do’a saya. Usaha anak-anak nenek juga”.

”Ya, tapi kami semua percaya do’a kyai lebih didenger Tuhan”, nenek memuji-muji.

”Ah, jangan begitu. Semua do’a siapapun berhak didengar Tuhan”, kyai merendah.

”Kali ini, saya minta do’a lagi. Do’a yang paling akhir buat saya yang sudah renta”, nenek merajuk.

“Do’a apa itu?”,kyai percaya diri banget.

“Tolong do’akan saya agar saya masuk surga?”

“Wah, kalo yang ini, saya tidak bisa nek. Do’a yang lain saja yah!”.

”Engga, saya maunya do’a yang ini”, nenek ngotot .

”Do’a yang begini engga bakal diterima, nek. Saya nyerah. Do’a yang lain saja”, kyai panik.

”Kok, begitu. Bapak kan kyai?”, nenek mulai kesel.

”Jangankan kyai, Nabi aja engga mau do’ain nenek-nenek masuk surga”, kyai membela diri.

”Apa alasannya??”, nenek putus asa.

”Anu, nek. Di surga tidak ada nenek-nenek!”.

”Haaaaa, oh my god!!”, nenek histeris. Langsung angkat pantat. Tanpa permisi kabur meninggalkan rumah kyai.

Kyai memangil, ”Neeek, pisang gorengnyaaaaa”.

”Ora doyaaaaan”, nenek menjawab setengah teriak.

Esoknya, kyai berkirim surat meminta sang nenek membaca surat Al-Waaqi’ah [56] : 35 sampai dengan 37).

0 komentar:

Posting Komentar