Rabu, 21 Maret 2012

Soekarno Vs The Beatles


thebeatles,john lennon

Cerita tentang Soekarno yang sangat membenci The beatles itu ternyata memang benar adanya.Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya dipostingan "koes plus,Indonesia Poenya" telah ada pernyataan bahwa mereka ditangkap oleh aparat keamanan karena perintah soekarno.

Apa gerangan mereka ditangkap?kenapa soekarno sampai menangkap sang legenda musik indonesia?alasan nya ya saya juga awalnya tidak tau.Nah,untuk itu saya browsing sana sini dan akhirnya,saya dapet referensi juga.Berikut saya petikan kisah lengkapnya oleh Walentina Waluyant , seorang WNI yang tinggal di Belanda. Dia menulisnya di blog komunitas citizen jurnalism milik kolomkita.detik.com.

Menurut beliau,Kejadian "membenci segi tiga" itu dalam karya di era 1960-an,menceritakan antara bung Karno dan Imelda Marcos yang membenci The beatles. Ketika Bung Karno mengunjungi Filipina tahun 1964, suami Imelda,Ferdinand Marcos belum menjadi presiden. Ketika setahun sesudahnya, tahun 1965 suami Imelda diangkat menjadi presiden, Bung Karno memasuki ambang keruntuhannya.

Grup band asal Liverpool itu memang selalu bikin Bung Karno "alergi" dan bikin murka Ibu Negara Filipina, Imelda Marcos. Keduanya memang dikenal anti The Beatles, walau dengan alasan berbeda. Yang memperdaya, walau alasan anti The Beatles itu didasari latar belakang berbeda, tapi kisah tercecer di balik itu sama konyolnya. Inilah kisahnya!?

Sudah banyak kita dengar kisah bagaimana Bung Karno melarang gaya kebaratan. Saya tak ingin bercerita tentang Koes Plus yang dicekal karena musiknya yang "ke-beatles-beatles-an". Itu sudah banyak kita dengar.

Dan bagaimana kisah perseteruan Imelda dengan The Beatles? Kenapa sampai John Lennon kapok dibuatnya? Kata John Lennon, "Saya tak senang selalu mau lagi meluncur ke Filipina. Bahkan cuma meluncur lewat di atasnya juga ogah ah", katanya.

Gara-garanya pengalaman pahit The Beatles ketika harus hengkang secara tak disukai dari Manila tahun 1966.Alasannya simple,mereka gak menuruti kehendak sang ratu

Setelah mengetahui hal Imelda dengan The Beatles, mari kita balik dulu situasi di tanah kelahiran kita tahun 1960-an. Anda tahu kan, bagaimana Sukarno memberantas musik ngak ngik ngok, termasuk gaya Beatles dan Beatlemania di Indonesia.

Bukan cuma musiknya, tapi gaya rambutnya pun dilarang. Tukang cukur dilarang melayani pelanggan yang ingin memotong rambut ala The Beatles.Razia rambut gondrong dilakukan di mana-mana. Bung Karno menyinggung dalam pidatonya tahun 1964, dia memerintahkan aparat untuk membawa anak muda berambut model Beatles ke tukang cukur. Itu pidato resmi. Tapi di luar pidato, Bung Karno dengan jelas memerintahkan agar yang berambut gondrong dibikin plontos.

Kenyataannya, aparat keamanan memang tak perlu menggiring ”pasukan gondrong” ke tukang cukur. Karena polisinya sendirilah yang jadi tukang cukurnya. Inilah saya tak tahu razia berani bodoh dalam arsip Indonesia. Karena manusia yang kena razia, terpaksa manut saja model kepalanya dibikin kayak kelapa.Ditengah pasar lagi! Jadi tontonan manusia-manusia yang ada disana.

Lah, aparat kok disuruh jadi hair-stylist dadakan. Hasilnya, tentu saja kepala kawula muda itu jadi pitak tak karuan. Dan manusia yang pikiran tertawa-tawa. Apes kawula muda itu. Kètèrlaluan! wkwkw.Musiknya tak boleh, rambutnya haram……dan itu pun masih belum sepenuhnya!

Ternyata razia "the beatlemania" berlanjut!. razia rambut masih pula diikuti razia lain. Yaitu razia celana jengki, celana bray-cut, celana ketat ala The Beatles. Dilarang pakai celana ketat! Untuk cari seberapa ketatnya celana, aparat keamanan tak perlu susah payah.bermodalkan botol bir.Caranya?. Jika botol bir tak bisa lagi dimasukkan di ujung celana di pergelangan kaki itu , ini artinya celana itu terlalu ketat. Sebagai hukuman, celana itu harus digunting sampai paha. Gampang kan?

Senjata aparat saat itu hanya botol bir dan gunting. Jadi yang kena razia tadi, sudah telah kontrol atas pitak, celananya dibikin model kolor pula! Walaaah…..mau ikut mode, malah jadi keliru model. Tak pelak para penonton di jalanan jadi terpingkal-pingkal bersorak-sorai dapat diduga dagelan gratisan itu.

Sebetulnya yang jadi soal bukan ngak ngik ngok-nya. Bukan soal gondrong dan celana jengki.Bukan soal “Amerika kita setrika, Inggris kita linggis” (jargon Bung Karno). Juga bukan soal dikipasi kelompok kiri. Sukarno bukan type plintat-plintut yang lugas dikipasi.

Masalahnya budaya ngak ngik ngok dan gaya keluarga band itu, di mata Bung Karno, disuntikkan oleh imperialisme kapitalis. Buat Bung Karno, para imperialis itu semata-mata ingin merangsek Indonesia dengan segala cara. Termasuk dengan cara budaya. Itu yang jadi kutil dan bikin alergi Sukarno. Termasuk the Beatles,yang saat itu sedang digandrungi. Tapi sebetulnya yang juga ikut dilarang yaitu gaya kebaratan manufaktur barang kapitalisme lainnya, plus dansa-dansinya, termasuk Gaya Elvis Presley. Untung saja model jambul Elvis tak ikut-ikutan dilarang.

Larangan gaya tadi ikut bikin putra Bung Karno, Guntur Sukarnoputra yang menghitung itu masih remaja jadi mangkel juga.Padahal Guntur itu hobinya maen musik. Sejak kelas 5 SD sudah main gitar dan punya kelompok band. Ketika SMP Guntur membentuk band Ria Remaja. Sebagai anak muda Guntur juga ingin melelahkan memainkan musik yang sedang trend. Termasuk gaya The Beatles yang dikatakan bapaknya ngak ngik ngok.

Guntur bercerita dalam wawancaranya, “Kalau ketahuan oleh Bung Karno saya ikut main musik, ya dipelototin atau ditegur. Hey, kamu main ngak ngik ngok, ya? Awas, jangan main lagi!”. Lalu dilanjutkannya, “Tapi kalau nggak ketahuan ya saya main lagi….ha…ha…ha…”

Karena larangan gaya kebarat-baratan, Bung Karno kadang “kena sentil” juga oleh guyonan orang orang terdekatnya. “Kalau cewek barat tanpa keraguan Bung ndak bisa nolak kan?”. Menolak Marylin Monroe? Mana tahan. Rasanya tak senang ada yang kata Bung Karno bisa bilang “NO” buat cewek, tak perduli dia dari barat, utara maupun selatan. Memang susah cari presiden tanpa cela. Seperti kata Sukarno, “manusia mana yang tak punya kekurangan?”.

0 komentar:

Posting Komentar